Jumat, 12 Februari 2010

Hidup dalam iman


Untuk dapat dipulihkan dan hidup berkelimpahan, kita mesti hidup di dalam iman. Bab yang sangat terkenal yang membahas iman di dalam Alkitab adalah Ibrani bab 11.Mari kita lihat beberapa ayat dari bab itu.

Ibrani 11:1 Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.

Ayat ini mendefinisikan iman dengan jelas. Iman itu berhubungan dengan suatu kepastian, bukan sesuatu yang mengambang atau yang penuh dengan keragu-raguan.

Ibrani 11:3 Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat.

Iman membawa kita kepada pengertian, bukan sebaliknya. Banyak orang mengatakan: “Saya perlu mengerti dulu, baru setelah saya mengerti, saya akan percaya.” Tetapi bersama Allah, imanlah yang membawa kita kepada pengertian! Iman percaya akan ciptaan yang terjadi dari yang tidak ada jadi ada.

Ibrani 11:5 Karena iman Henokh terangkat, supaya ia tidak mengalami kematian, dan ia tidak ditemukan, karena Allah telah mengangkatnya. Sebab sebelum ia terangkat, ia memperoleh kesaksian, bahwa ia berkenan kepada Allah.

Iman mempunyai keyakinan yang tidak tergoncangkan, bahwa Allah akan ‘mengangkat kita’ setelah kehidupan ini.

Ibrani 11:6 Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.

Iman yang menyenangkan hati Allah, itu adalah iman yang yakin bahwa Allah ada! Dan Allah memberi upah bagi orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.

Ibrani 11:7 Karena iman, maka Nuh -- dengan petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan -- dengan taat mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan keluarganya; dan karena iman itu ia menghukum dunia, dan ia ditentukan untuk menerima kebenaran, sesuai dengan imannya.

Iman itu memimpin kita untuk melakukan hal-hal yang belum kita lihat hasilnya. Kelihatannya hasilnya itu tidak mungkin atau impossible! Tapi iman itu memimpin kita untuk terus bertindak untuk mencapai hal yang impossible tadi. Kita dipimpin untuk hidup dengan iman tidak dengan apa yang kita lihat!

Ibrani 11:8 Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui.

Ketika kita tahu panggilan Allah, iman memimpin kita untuk taat dan pergi, meskipun kita tidak tahu akan sampai kemana jalan yang kita lalui itu. Allah sangat menghargai kita kalau kita taat.

Ibrani 11:11 Karena iman ia juga dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu, walaupun usianya sudah lewat, karena ia menganggap Dia, yang memberikan janji itu setia.

Ini salah satu kunci iman yang besar – menganggap Dia yang memberikan janji itu setia! Abraham tidak pernah meragukan atau tidak percaya kepada janji Allah. Abraham menganggap Allah itu setia. Dan Allah menghargai barangsiapa yang mempunyai iman kepada-Nya.

Ibrani 11:13, 16 Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini…. Tetapi sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik yaitu satu tanah air sorgawi.


Iman melihat jauh ke depan, melebihi cakrawala pemikiran yang kita alami sekarang. Iman itu tidak ‘memerintahkan’ kepada Allah untuk melakukan demi kepentingan kita, tetapi iman memimpin kita untuk taat kepada Allah, dan melihat jauh ke depan! Iman itu tidak untuk hidup sekarang saja tapi sampai keabadian!


Ibrani11:20 Karena iman maka Ishak, sambil memandang jauh ke depan, memberikan berkatnya kepada Yakub dan Esau.

Iman menjadikan kita dapat mendengar dari Tuhan tentang masa depan kita. Kita mendapatkan nubuat atau pewahyuan sesuai dengan iman kita.

Soal mendengar dari Tuhan itu sangat penting. Banyak dari kita yang tidak atau belum pernah mendengar suara Tuhan. Padahal Tuhan rindu untuk mengajar kita, memberi petunjuk kita dan memberi tahu tentang masa depan kita. Kita harus mau duduk di kaki Tuhan seperti Maria, mendengarkan Dia bicara. Kita harus mau berdiam diri. Luangkan waktu untuk berdiam diri, mendengarkan suara Tuhan. Mulai sekarang belajar berdiam diri untuk mendengar suara-Nya. Tokoh-tokoh Alkitab selalu mendengarkan suara Tuhan, dan taat melakukan perintah Tuhan dari yang didengarnya, kita pun harus begitu kalau hidup kita mau dipulihkan dan berkelimpahan.

See also http://be-silent.page4.me

Foto: Oktavianna Pandjaitan - GBI Rayon 1F

Tidak ada komentar:

Posting Komentar