Minggu, 28 Februari 2010

Kita itu manusia jasmani atau rohani?



Tubuh itu cocok untuk kehidupan di dunia ini, karena tubuh memang dirancang sesuai untuk dunia ini. Sebaliknya roh tidak dirancang untuk hidup di dunia ini, tetapi untuk hidup di mana Allah tinggal. Itulah sebabnya roh berbeda dengan tubuh. Roh dan tubuh bertentangan satu dengan yang lainnya.


Karena itu, manusia rohani berpaling dari dunia ini, sedangkan manusia jasmani berpaling dari Allah.


Roma 8:9 Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu.


Setiap orang di antara kita dapat mengetahui, apakah kita itu manusia jasmani ataukah kita itu manusia rohani. Mereka yang diam dalam firman Allah adalah manusia rohani. Roh itu hidup dari apa yang berasal dari sorga, sedang tubuh ini hidup dari apa yang berasal dari bumi ini. Alasannya jelas karena daging itu berasal dari debu tanah di bumi ini.


Daging perlu makanan yang dihasilkan dari bumi, daging perlu pakaian untuk dipakai di bumi ini, dan daging perlu bernafas dari udara di bumi ini.


Ingatlah, bangsa Israel dulu makan manna di padang gurun. Manna bukanlah makanan dari sorga, meskipun manna itu diberikan secara cuma-cuma oleh Allah. Manna itu beda dengan roti “hidup” yang harus dimakan oleh orang percaya sekarang. Manna itu tidak membawa ke hidup kekal, tetapi roti “hidup” membawa kita kepada kehidupan kekal.


Yohanes 6:47-51 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal. Akulah roti hidup. Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia."


Tidak peduli bagaimana rohaninya seseorang, dia harus tetap makan dan minum untuk dagingnya atau tubuhnya. Tidak peduli jatidiri seseorang, sekali tubuhnya mati, tidak dapat diperbaiki kembali. Kita harus makan minum untuk tubuh kita, tetapi kita harus mengambil makanan lain yang berbeda untuk mengenyangkan roh kita.


Seperti perhatian kita dengan penuh kehati-hatian terhadap daging kita. Kita juga harus memperhatikan dengan extra hati-hati terhadap roh kita. Ini adalah kehidupan Kekristenan kita yang sebenarnya. Kita harus sadar bahwa kita bekrja dengan berkeringat untuk daging kita, tetapi kita harus menginginkan Roh-Nya untuk roh kita.


Yesus ingin kita untuk makan daging-Nya dan minum darah-Nya.


Yohanes 6:53-54 Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu.Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.”


Ingatlah, Yesus mengatakan bahwa daging dan darah-Nya tidaklah sama dengan manna di padang gurun. Lalu, apakah yang kita akan prioritaskan lebih dahulu, daging atau roh? Yesus berkata: “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya.” Prioritaskan dulu hal-hal yang datang dari sorga.

Yesus berkata kepada seorang yang lumpuh: “Anak-Ku, dosamu sudah diampuni.” Hal itu menunjukkan bahwa yang disembuhkan itu orang yang sudah diampuni. Penekanannya di sini adalah fakta bahwa dosa orang itu harus diampuni terlebih dahulu, baru penyakitnya disembuhkan. Roh itu memerlukan pengampunan, tubuh memerlukan kesembuhan!

Untuk disembuhkan itu penting, tetapi untuk mendapatkan hak yang dengan hak itu kita disembuhkan adalah lebih penting lagi! Karena itu, kita perlu diampuni lebih dahulu dengan cara mengakui dan bertobat dari dosa-dosa kita. Dosa kita harus dampuni, supaya hidup di sorga kita dijamin.

Di atas segalanya, roh kita harus diampuni terlebih dahulu. Roh kita harus terlebih dahulu dihibur oleh Allah. Roh kita harus kita selamatkan lebih dahulu. Perhatikanlah, bahwa daging kita akan kembali menjadi debu, saat kapan pun.

Di dalam hidup kita bersama Kristus, kita tidak dapat memandang remeh apa yang dilakukan oleh daging kita. Businessmen harus menjadikan rohnya kaya terlebih dahulu! Bagaimanapun juga, bila kita mengumpulkan harta untuk roh kita di sorga, maka sepatutnyalah kita diberi upah dengan berkat-berkat yang menyertainya. Itu janji dari Tuhan kita. Kalau kita mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya lebih dahulu, maka berkat-berkat jasmani akan mengikutinya.

Dengan demikian, kita harus berusaha mengisi roh kita dengan hal-hal yang rohani seperti dengan Firman Tuhan, darah Yesus dan Roh Kudus. Kalau kita melakukan hal itu maka semuanya itu akan ditambahkan kepada kita.

Untuk hidup ini dipulihkan dan berkelimpahan, maka prioritas kita harus benar. Utamakan terlebih dahulu roh kita, puaskan roh kita dengan hal-hal rohani, pasti hal-hal jasmani kita akan dipenuhi juga.

See also http://be-silent.page4.me

Foto: Catherine & Indra Tjahjono – GBI Rayon 1D

Kamis, 25 Februari 2010

Kemerdekaan yang benar!




Allah menciptakan manusia, dan yang menghidupinya. Ia membuat manusia, kita semua sebagai hamba bahkan anak-anak yang dikasihi-Nya, seperti palungan yang dipakai ketika Anak Allah datang. Berarti Allah telah jauh-jauh merencanakan, yaitu ‘Allah akan datang dalam daging’, rencana itu jauh sebelum manusia diciptakan.

Manusia diutus lebih dulu berada di bumi supaya manusia menyambut Yesus dan Kerajaan-Nya. Bumi ini diperintahi oleh Iblis. Manusia diciptakan untuk Yesus bukan untuk manusia itu sendiri.

Yohanes 8:32, 36 “dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu. Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka."

Banyak orang yang menderita berbagai-bagai masalah, karena kurang pengetahuan dalam membedakan kebenaran dan kemerdekaan. Allah mengizinkan kita menikmati kemerdekaan. Kita harus memilih kemerdekaan yang benar untuk membuat kita benar-benar merdeka.

Ada 2 pilihan kemerdekaan:

1. Kemerdekaan yang berdasarkan perintah-Nya, yang berasal dari Roh kehidupan

2. Kemerdekaan yang tanpa Allah

Kita boleh memilih kemerdekaan macam apa untuk kita nikmati. Pertanyaannya adalah: apakah kita menikmati kemerdekaan di dalam Allah atau kemerdekaan yang tanpa Allah. Sungguh membuat kita frustasi, bahkan orang-orang Kristen sekarang cenderung untuk mencoba menikmati kemerdekaan di luar Allah, yaitu kemerdekaan anak yang hilang, yang meninggalkan bapanya.

Anak yang hilang itu meninggalkan bapanya ke suatu negeri yang jauh. Di sana dia boroskan hartanya dengan hidup berfoya-foya. Setelah dia jadi miskin, dia menyadari bahwa hal itu bukanlah kemerdekaan yang sejati. Kemerdekaan yang sejati itu berada di rumah bapanya. Anak yang hilang itu kembali ke rumah bapanya.

Sekarang setiap orang Kristen harus memilih: apakah kemerdekaan yang sejati di dalam Kristus atau suatu kemerdekaan berhura-hura di luar Kristus. Bagaimanapun juga, kita harus tahu bahwa Alkitab mengatakan kemerdekaan di luar Kristus adalah dosa yang serius. Kemerdekaan yang sejati itu tidak mengikut sertakan diri sendiri. Kemerdekaan yang sejati menunjukkan pada fakta kemerdekaan bahwa kita merasa seperti jika kita dikuasai dan dibatasi oleh Allah.

Mereka yang mencoba menikmati kemerdekaan di dalam Allah atau di dalam Bapa, tahu bahwa roh dan jiwa nya itu “aku” nya. Sebaliknya, mereka yang mencoba menikmati kemerdekaannya di luar Bapa, tahu bahwa daging atau tubuhnya adalah “aku” nya atau dirinya.

Manusia itu mempunyai tiga unsur: roh, jiwa dan tubuh. Yang disebut manusia itu yang mana? Yesus adalah manusia sejati. Satu contoh dari wujud manusia sejati itu Yesus. Dia adalah manusia dengan pribadi yang benar. Binatang itu tidak punya kepribadian! Tapi ada kesamaan antara manusia dan binatang, Kalau lapar harus makan, ngantuk harus tidur, sama-sama mengasihi anak-anak mereka, kedinginan mereka cari tempat yang hangat.

Allah menciptakan manusia dari debu tanah, lalu menghembuskan roh ke dalamnya! Debu tanah itu tubuh, dibatasi waktu, sedang roh adalah wujud kita yang permanen! Apakah kepribadian kita itu menyelaraskan dengan yang dibatasi waktu (tubuh) atau menyelaraskan dengan wujud yang permanen (roh)? Apakah kita tertarik pada kemuliaan tubuh jasmani atau kemuliaan rohani?

Kemerdekaan di luar Tuhan adalah untuk memuaskan daging kita, sedang kemerdekaan di dalam Tuhan adalah untuk memuaskan hidup rohani kita.

Roma 8:5-8 Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh. Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya. Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah.


Roma 8:13 Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.


Kesengsaran yang manusia alami ialah karena mereka ingin memuaskan keinginan dagingnya, seperti anak yang hilang itu kita mesti kembali ke Bapa kita yang sejati. Kalau sekarang kita menyadari dan mau dipulihkan hidup kita, kita mesti cari kemerdekaan di dalam Tuhan. Hiduplah di dalam roh, kita pasti akan hidup dan hidup dalam kelimpahan. Ini janji Tuhan. Hidup dalam roh itu mencari dulu Kerajaan Allah dan kebenarannya. Hiduplah dalam kemerdekaan di dalam Tuhan.


See also: http://be-silent.page4.me


Foto: Sandra & Rendy Wihardja – GBI Rayon 1D

Rabu, 24 Februari 2010

Kita itu objek kasih Allah!




Ibrani 1:7, 14 Dan tentang malaikat-malaikat Ia berkata: "Yang membuat malaikat-malaikat-Nya menjadi badai dan pelayan-pelayan-Nya … mereka semua adalah roh-roh yang melayani, …


Allah menciptakan malaikat-malaikat sebelum dunia dijadikan untuk melayani-Nya, sedangkan manusia itu dijadikan sebagai objek kasih-Nya.

Manusia tidak dapat membawa penyakit atau kemiskinan kepada malaikat-malaikat, tetapi malaikat-malaikat yang jatuh dapat menyesatkan manusia dengan sesuka hatinya, membuat manusia sakit atau miskin. Umat manusia itu sangat lemah dibanding dengan para malaikat. Allah lebih mengasihi manusia yang lemah itu, sebagai objek kasih-Nya, dan mengutus manusia untuk tinggal di dunia yang diperintahi oleh Iblis – malaikat yang memberontak itu.


Dosa datang dari Iblis bukan dari Allah.


Dosa terjadi pada waktu malaikat berontak melawan Allah dan meninggalkan posisinya, sebelum dunia ini dijadikan. Iblislah yang menyebabkan dosa dan membawa di dalam dirinya sendiri benih dosa. Sebaliknya, jika manusia itu jatuh karena kelemahannya, atau bahkan manusia bertindak seperti Iblis, tetap saja manusia tidak ada benih dosa di dalam mereka.


Manusia adalah benih dari Allah. Iblis menjadi asal mula dosa setelah kejatuhannya, meskipun sebelumnya dia adalah malaikat Allah. Manusia, dari mulanya dilahirkan dari benih Allah.


Allah menciptakan manusia di dunia yang dikuasai oleh Iblis, dan ingin menyatakan kasih-Nya kepada manusia. Dunia ini tidak akan mengenal kasih Allah, jika tidak ada objek yang dapat menerima kasih itu. Umat manusia mempunyai hak dan kewajiban untuk menerima kasih Allah itu.


Tuhan Yesus berteriak di kayu salib, waktu mau mati: “Eli, Eli lama sabakhtani?” [Matius 27:46] yang artinya “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Ini merupakan pencetusan kasih Allah, dan bukan keluhan karena rasa sakit yang luar biasa itu. “Bapa, Engkau sebenarnya sangat mengasihi, karena Engkau meninggalkan Aku untuk mereka, umat manusia yang seharusnya pantas menerima kematian dan kutuk!” Keluhan yang penuh kekaguman dari Tuhan Yesus akan kasih Bapa.


Kalau saja Allah menempatkan manusia itu diluar alam semesta, mereka tidak merasakan kasih-Nya. Allah menciptakan manusia sebagai objek kasih-Nya yang tidak terbatas, dan hal itu ditantang Iblis.


Kewajiban manusia adalah menerima kasih-Nya. Adalah dosa besar untuk menolak kasih Allah. Cara manusia menerima kasih-Nya adalah dengan berdoa, memuji dan menyembah Allah. Manusia harus bergantung kepada Allah, bahkan jika semuanya kelihatannya beres atau pun sempurna, karena dari semula manusia diciptakan sedemikian rupa sehingga mereka tidak dapat hidup tanpa Dia dan harus bersama Dia.


Allah tidak menolong kita, karena kita telah berbuat baik. Itu adalah kewajiban-Nya mengasihi kita. Seperti matahari yang bersinar tidak mengaharapkan apa-apa dari yang disinarinya. Berpaling dari kasih Allah adalah dosa.


Iblis dapat saja berhasil dalam membunuh Yesus, tetapi ketika Allah menyatakan Yesus Kristus sebagai kebenaran dan membangkitkan-Nya dari kematian, Iblis kehilangan segala otoritasnya atas maut.


Allah mula-mula mengutus manusia bagi Kristus yang datang untuk membinasakan perbuatan Iblis, sekali Iblis sudah dihukum, Ia mengaruniakan kasih karunia kepada manusia karena manusia telah menjalani kutuk dan kesakitan. Manusia yang menolak kasih yang tidak terbatas dari Allah itu sudah dihukum


Yohanes 3:16, 18 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal…. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.


Yesus Kristus berkata bahwa Dia akan ingat mereka yang telah menerima kasih-Nya, ketika Dia mau diangkat ke sorga. Yohanes 14:2-3 Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.


Semakin banyak pencobaan yang kita hadapi, semakin kita akan menerima kasih Allah. Hanya oleh kematian Yesus Kristus, Iblis dibinasakan! Yesus dibangkitkan menjadi Tuhan kita. Kita menjadi objek kasih-Nya. Apa pun keadaan kita sekarang, mengucap syukur selalu akan kasih-Nya. Karena kasih-Nya itu tidak terbatas. Kita pasti dipulihkan, karena Tuhan Yesus telah mati buat menebus kita. Kita tidak dibawah kutuk lagi tetapi di bawah kasih karunia Allah. Kita harus percaya akan kasih Allah itu. Itulah iman!


See also http://be-silent.page4.me


Foto: Maureen & Wijaya Kurnia - GBI Rayon 1D