Senin, 01 Maret 2010

Tujuan iman: kebangkitan!


Pengharapan dalam Kekristenan kita terletak pada kebangkitan. Seandainya tidak ada kebangkitan, maka apa yang kita kerjakan sekarang ini adalah sia-sia.

1 Korintus 15:12-14 Jadi, bilamana kami beritakan, bahwa Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, bagaimana mungkin ada di antara kamu yang mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan orang mati? Kalau tidak ada kebangkitan orang mati, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu.

Jika tidak ada kebangkitan, maka sia-sialah iman kita, pemberitaan Injil juga sia-sia, demikian juga kematian sebagai martir juga menjadi sia-sia. Kebangkitan bukan perhentian terakhir iman kita, tapi kebangkitan itu membuka kepada jalan yang baru bagi kita. Sebuah jalan baru untuk hidup kekal. Kita akan hidup bersama Yesus Tuhan selama-lamanya di dalam sorga.

Orang Kristen seharusnya melihat ke depan, kepada kemuliaan yang akan kita nikmati setelah kebangkitan. Semua orang itu akan dibangkitkan, baik yang akan menuju neraka maupun yang akan memasuki hidup kekal bersama Tuhan.

Kita akan dibangkitkan kembali dengan tubuh yang tidak akan tunduk kepada suatu penderitaan, suatu kesakitan atau kejahatan apapun. Dibangkitkan dengan tubuh yang tidak akan busuk. Jika kita percaya pada Yesus, maka kita akan dibangkitkan sedemikian itu.

Filipi3:7-9 Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.

Sebelum kita sungguh-sungguh mengenal Yesus, pengetahuan, pengalaman, uang dan nama kita itu sangat berguna bagi kita. Namun Rasul Paulus mengatakan bahwa apa yang dahulu merupakan keuntungan baginya, itu semua telah dianggapnya rugi, karena pengenalan akan Tuhan Yesus. Semua dianggapnya sampah! Sampah itu menjijikkan, tidak berharga sama sekali.

Filipi 3:10-11 Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.

Mengapa Paulus ditangkap oleh Kristus. Mengapa dia bersemangat sekali dalam percaya kepada Kristus, dan taat kepada firman-Nya, itu karena ada alasannya. Alasannya adalah kebangkitan! Selanjutnya dia berkata:

Filipi 3:13-14 Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.

Paulus saat itu belum menerima kebangkitan, tetapi karena dia bakal menerima kebangkitan, dia menyebutnya sebagai ‘tujuan’ yang harus dia raih. Tujuan iman kita adalah kebangkitan! Janganlah kita mencari nama atau ketenaran dalam lingkungan komunitas orang beriman. Kita, orang percaya harus membuat sasaran atau tujuan hidup yang berkemenangan saja.

Yesus tidak popular sama sekali bagi mereka yang kaya dan berpengaruh dalam status sosialnya. Mereka yang mengasihi Yesus hanyalah orang-orang yang tidak berdaya, yang tanpa kepedulian-Nya mereka tidak dapat melakukan apa-apa. Pertemuan-pertemuan yang diadakan Yesus dihadiri oleh orang-orang yang susah, miskin dan berpenyakitan.

Tuhan Yesus telah membuang kemuliaan-Nya sendiri, Dia mati bagi dunia ini, Dia merendahkan diri-Nya sampai mati. Sikap itulah yang semestinya kita contoh. Rasul Paulus mampu berlari menuju sasaran kebangkitan dengan segenap kekuatannya. Dia bangga dengan kematian terhadap dirinya setiap hari.

Perhatikan pada saat kebangkitan, tubuh kita yang membusuk tidak akan hidup lagi. Roh kita, wujud permanen kita, tidak akan menjadi busuk, itu yang akan dibangkitkan sebagai tubuh rohani. Daging kita kembali menjadi debu tanah. Jika manusia itu tidak mempunyai roh, maka saat kematian, manusia itu hilang kepada ketiadaan! Hal itu sama dengan binatang, yang tidak mempunyai roh. Tapi karena manusia punya roh, yaitu wujud yang permanen dari manusia, maka dia tetap exist. Roh kita akan menjadi tubuh rohani saat kebangkitan itu.

Marilah kita berpikir jauh ke depan, tujuan iman kita itu kebangkitan. Jangan mencari ketenaran dalam melayani Tuhan. Matikan diri kita setiap hari. Cari Kerajaan Allah terlebih dulu dalam hidup kita, muliakan Tuhan Yesus dalam setiap apa yang kita lakukan, intim dengan Dia, dengarkan Dia, taat akan perintah-Nya, kita pasti dipulihkan baik secara rohani, jasmani maupun materi.

See also http://be-silent.page4.me

Foto: Ribka & Andri Winardi – GBI Rayon 1D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar