Rabu, 10 Maret 2010

Panggilan untuk hidup kudus


Alkitab mengajarkan kepada kita, harus hidup kudus karena Allah itu kudus.


Imamat 11:44-45 Sebab Akulah TUHAN, Allahmu, maka haruslah kamu menguduskan dirimu dan haruslah kamu kudus, sebab Aku ini kudus, dan janganlah kamu menajiskan dirimu dengan setiap binatang yang mengeriap dan merayap di atas bumi. Sebab Akulah TUHAN yang telah menuntun kamu keluar dari tanah Mesir, supaya menjadi Allahmu; jadilah kudus, sebab Aku ini kudus. [Perintah kekudusan itu diulangi sampai 4 kali di kitab Imamat].


Yesus mengumandangkan perintah ini dalam Matius 5:48 “Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."


Allah memanggil kita untuk hidup seperti Kristus! To be Christlike! Kita dipisahkan dari dunia untuk melayani Tuhan. Orang yang hidup dalam kekudusan itu rendah hati, menyadari akan pengampunan dosanya dan dengan rajin berusaha menghilangkan noda-noda dosa dalam hidupnya. Mereka adalah orang yang selalu berkata: “Ini aku Tuhan, pakailah aku dan bimbing aku sesuai dengan rencana-Mu.”


Kekudusan itu perkara yang harus dilakukan sehari-hari oleh setiap orang Kristen. Apa yang kita pikirkan, katakan dan lakukan setiap hari harus kudus!


Orang yang mulai mengerti kekudusan Tuhan, adalah orang yang sudah dirubah. Jika kita tidak mengejar kekudusan, kita bukan anak Allah, tidak peduli berapa lamanya pun kita sudah melayani di gereja.


Efesus 5:1-7 Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah. Tetapi percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan disebut saja pun jangan di antara kamu, sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang kudus. Demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong atau yang sembrono -- karena hal-hal ini tidak pantas -- tetapi sebaliknya ucapkanlah syukur. Karena ingatlah ini baik-baik: tidak ada orang sundal, orang cemar atau orang serakah, artinya penyembah berhala, yang mendapat bagian di dalam Kerajaan Kristus dan Allah. Janganlah kamu disesatkan orang dengan kata-kata yang hampa, karena hal-hal yang demikian mendatangkan murka Allah atas orang-orang durhaka. Sebab itu janganlah kamu berkawan dengan mereka.


Jika kita menjadi pengikut Kristus yang sungguh-sungguh, haruslah kita hidup mengejar kekudusan. Mengejar kekudusan itu suatu tugas yang tanpa akhir.


Waktu yang kita pakai dalam hidup ini haruslah untuk memuliakan Tuhan. Tidak ada yang lebih baik dari pada itu! Tidak ada sesuatu yang lebih mulia dari pada Tuhan. Tuhan itu hidup kita, pengharapan kita, sukacita kita. Adalah suatu kebodohan kalau kita mengabdi kepada yang lain. Lihatlah pada kehidupan kita, apakah kita masih mengejar hal-hal sepele, yang sering menghabiskan enerji kita.


Kita harus benar-benar mengejar kekudusan dalam hidup ini. Kita sudah terlalu banyak hidup bermain-main dengan dosa. Kita tahu bahwa hidup kita terlalu berkompromi dengan hal-hal yang tidak kudus. Kita dorong Tuhan kesamping apabila Dia menghalangi kita terhadap hal yang kita sukai. Jadi sekarang, kalau kita mau mengejar kekudusan, hidup kita harus berubah secara drastis! Kalau kita mengerti kasih karunia Allah, kalau kita mengerti tentang kekudusan Allah – orang semakin jarang yang mengerti hal ini – maka kita akan membersihkan segala kekotoran dari kehidupan kita. Sudah waktunya bagi kita untuk menginventarisasi hidup kita, dan adakan perubahan! Adakan perubahan dalam kita menggunakan waktu kita, menggunakan uang kita, enerji kita, cara kita berpikir, cara kita berkata-kata, dan tindakan kita harus berubah.


Jangan kita membandingkan diri kita dengan orang lain. Mulailah dengan mengukur diri kita dengan standard yang benar. Kalau kita mengukur hidup kita dengan standard Allah maka kita menjadi orang benar menurut Allah. Sering standard Allah itu tidak mengenakkan bahkan menyakitkan. Kita harus bertanggung jawab terhadap karakter kita, kalau karakter kita mau dibentuk Tuhan, kita harus bersedia dirombak Tuhan. Seperti pohon, kalau mau berbuah dengan baik harus dipotong dan dibersihkan dari carang-carang yang tidak berguna.


Bersyukurlah, karena Allah itu baik. Tuhan Yesus sudah tebus kita. Allah kita yang kudus akan menaungi kita dengan kekudusan-Nya. Kejarlah kekudusan. Berdiam diri, duduk di kaki Tuhan, seperti Maria, dengarkan perintah-Nya, taat dan lakukan dengan setia. Hidup kita pasti dipulihkan dan hidup dalam kelimpahan.


See also http://be-silent.page4.me


Foto: Lily & Roby Muljadi Sutjiatno – GBI Rayon 1D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar