Tanggal 14 February adalah Hari Valentine! Hari kasih sayang! Suami-suami atau jejaka yang punya pacar jangan lupa akan hari itu. Tanya pada istri atau pacar, mereka perlu hadiah apa.
Ini adalah cerita asli mengapa hari itu disebut Valentine’s Day. Kurang lebih 250 tahun setelah Yesus lahir di Bethlehem, ada pendeta yang bernama Valentine. Dia tinggal di Roma. Saat itu Romawi di bawah pemerintahan Kaisar Claudius, yang berambisi membuat angkatan perang yang kuat. Kaisar Claudius memerintahkan orang laki-laki untuk secara sukarela bekerja jadi tentara. Karena disuruh memilih, orang-orang muda menolak jadi sukarelawan tentara. Mereka lebih suka tinggal di rumah, beserta keluarga atau istrinya, dari pada mesti berperang.
Claudius kemudian mengeluarkan dekrit kerajaan yang melarang semua perkawinan. Dia benar-benar melarang perkawinan di kekaisaran Romawi, sehingga dia dijuluki sebagai Claudius Si Kejam.
Pendeta Valentine berpikir dekrit itu tidak manusiawi! Salah satu sukacita dalam pelayannya adalah menikahkan pasangan di gereja. Setelah Kaisar Claudius mengeluarkan dekrit itu, secara diam-diam dan rahasia Valentine tetap melakukan upacara pernikahan di gerejanya. Khotbahnya dilakukan dengan berbisik-bisik, sambil mendengarkan langkah-langkah perajurit yang ada di luar gerejanya yang mungkin mau menangkapnya.
Pada suatu malam, Valentine mendengar langkah perajurit di luar pintu gereja. Pasangan yang sedang dinikahkannya dapat melarikan diri, tetapi pendeta Valentine ditangkap. Dia dimasukkan ke penjara dan dihukum mati. Valentine mencoba untuk tetap bersukacita. Banyak pasangan yang sudah dinikahkannya mengunjungi dia di penjara. Mereka melemparkan bunga dan catatan pada notes, dan dilemparkan ke jendela penjaranya. Mereka ingin agar Valentine tahu bahwa mereka percaya akan hari kasih sayang juga.
Pada suatu hari, anak perempuannya mengunjungi di penjaranya. Anaknya mengunjungi selnya, ayah dan anak bercakap-cakap dan duduk lama di sel penjara. Anaknya percaya bahwa sang ayah melakukan yang benar, dengan tetap melangsungkan pernikahan pasangan-pasangan muda, dengan mengabaikan dekrit kerajaan itu. Valentine kemudian dieksekusi hukuman mati, dia menulis pada anaknya, mengucap terima kasih atas perhatiannya. Dia tanda tangani surat itu dengan kata-kata: “Love from your Valentine.” Dan kata-kata itu menjadi kebiasaan sampai sekarang dituliskan pada saat orang saling menulis surat pada temannya pada Hari Valentine.
Hal itu ditulisnya pada hari dia meninggal, 14 Februari th 269 – hari di mana kita menghormati seorang yang mengasihi Allah dan mengasihi kasih sayang sesama manusia. Sekarang pada setiap tanggal 14 Februari, orang mengingat Saint Valentine, dan hal yang terpenting, mereka memikirkan kasih sayang!
Setiap orang senang akan kasih sayang! Kita ingin dikasihi dan memberikan kasih kita pada orang lain. Problemnya: kasih sayang kita sangat kurang, seperti kita juga banyak kekurangannya. Sering kasih sayang kita itu bersyarat.
Karena kita tidak tinggal dalam kasih Yesus, maka kasih kita itu bersyarat, mestinya kasih kita itu tidak bersyarat (unconditional love).
Yohanes 15:9-10, 12 "Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan
tinggal di dalam kasih-Nya.… Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.”
Banyak yang dikatakan Yesus tentang kasih, termasuk pada malam terakhir berkumpul dengan murid-murid-Nya. Kasih berarti sekali untuk Yesus. Kasih yang telah kita terima itu harus disalurkan kepada orang lain dengan jalan mengasihi mereka! Karena kita sudah menerima kasih itu dari Tuhan terlebih dahulu.
Yesus tahu bahwa Dia akan segera meninggalkan dunia ini. Dia ingin menunjukkan pada murid-murid-Nya bahwa Dia sangat mengasihi mereka. Yesus sangat mengasihi
kita juga!
Dengan menerima kasih Yesus dan hidup dalam kasih-Nya setiap hari, adalah awal dari pemulihan kita. Kita minta Tuhan juga untuk memulihkan kasih kita pada sesama kita.
Yohanes 15:5 Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
Kita harus datang mendekat pada Yesus, intim dengan Yesus, agar kasih kita dipulihkan dan kasih-Nya mengalir melalui kita pada sesama kita. Hanya kasih-Nya yang sempurna! Ayat 13 “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.”
See also http://be-silent.page4.me
Foto: Anita Saragih - GBI Rayon 1D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar